PROPOSAL EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN
Dosen
Pengampu : Prof. Dr. PUJIATI SUYATA
TUGAS AKHIR SEMESTER

Disusun
Oleh :
Nama : Bernadette
Lasari Marsudirini
NIM :
11701251007
Prodi :
Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2012
A.
JUDUL: EVALUASI
PROGRAM PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) MANDIRI KOLESE
PENDIDIKAN GURU KHAS PAPUA MERAUKE (UPP D-II PGSD
UNIVERSITAS CENDERAWASIH MERAUKE)
Judul
ini merupakan judul baru yang belum pernah dibuat oleh orang lain, karena di lembaga tempat penelitian
ini akan dilakukan merupakan
tempat tugas penulis selama 9 tahun, dan berdasarkan kenyataan di lapangan,
belum pernah lembaga ini dijadikan tempat observasi atau penelitian dari pihak manapun. Jadi dilihat dari belum dipakainya lembaga
ini untuk tempat penelitian, maka judul penelitian ini benar-benar baru.
B.
PENDAHULUAN
1.
Analisis
konteks/situasi terkait Evaluasi Program
Pendidikan yang akan dilakukan:
Kolese Pendididkan Guru (KPG) Khas papua Merauke merupakan
lembaga yang masih tergolong baru, yang berdiri sejak 26 Agustus 2002. Lembaga
pendidikan ini baru sekali menadakan semiloka utuk meninjau ulang kurikulum
yang telah dilaksanakan yaitu pada tahun 2005, jadi lembaga ini masih sangat
muda dalam pengalaman dalam dunia pendidikan. Selama berlangsungnya proses
pendidikan KPG ini telah mengalami beberapa penyesuaian kurikulum dari
kurikulum Khusus KPG dan berubah mengikuti kurikulum seperti Sekolah Menengah
Umum lainnya. Dari awal penyelenggaraan lembaga ini menggunakan kurikulum 1994
(CBSA) plus kurikulum khusus KPG sendiri sampai pada tahun 2005 setelah
diadakan semiloka yang menghasilkan perubahan kurikulum ke kurikulum 2004 (KBK)
yang masih mempertahankan kekhususannya pada mata-mata pelajaran kependidikan sebagai
ketrampilan dasar yang harus dikuasai peserta didiknya, dan pada tahun 2007
juga berusaha menyesuai
kan diri dengan kurikulum yang berlaku yaitu KTSP,
dengan muatan lokal yang berisi mata
pelajaran khusus keterampilan pendidikan.
Di dalam lembaga pendidikan KPG Merauke terdapat 2
jenjang pendidikan yaitu: jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi.
Pada jenjang Pendidikan Menengah ditempuh secara normal tiga tahun yang
penyelenggaraannya sejajar dengan Sekolah Menengah Umum lainnya yang membedakan adalah isi dari mata
pelajaran pada muatan lokalnya, di KPG Merauke mengarah langsung pada dasar-dasar keterampilan dalam pengajaran
dan pendidikan, dan pada jenjang Pendidikan Tinggi penyelenggaraannya
setara dengan Diploma II yang ditempuh selama 4 semester.
Lembaga pendidikan ini telah meluluskan 5 angkatan sejak tahun 2007. Program kegiatan
rutin PPL Mandiri ini belum pernah dievaluasi. Jadi penelitian ini akan sangat
bermanfaat baik untuk kemajuan lembaga pendidikan ini, peserta didiknya maupun
pihak-pihak terkait dengan adanya penyelenggaraan program PPL Mandiri ini.
2.
Menentukan masalah dan
tujuan evaluasi program tersebut
a)
Masalah
Tujuan didirikan lembaga pendidikan KPG ini untuk
memenuhi kekuranagan tenaga pengajar dan pendidik di daerah pedalaman di Papua.
Jadi siswa dan mahsiswa yang masuk ke lembaga pendidikan ini harus menyadari
bahwa setelah selesai menempuh pendidikan di lembaga ini mereka akan mengabdi
sebagai guru Sekolah Dasar di daerah pedalaman Papua. Maka sebagai latihan untuk
beradaptasi dan bertahan hidup dengan calon tempat tugas dan karakter peserta
didik serta masyarakat sekitar setelah lulus nanti, maka diselenggarakan
kegiatan terprogram yaitu Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Mandiri di wilayah
pedalaman selama 3 bulan dengan target 36 kali praktek. Program ini dimaksudkan
agar mahasiswa belajar langsung dan beradaptasi langsung dengan penduduk
(sebagai warga belajar) dan daerah pedalaman yang nantinya (menjadi tempat
tugas) paling tidak telah memberikan gambaran apa yang akan dihadapinya saat
terjun ke lapangan langsung setelah lulus nanti. Mahasiswa akan mendapatkan
pengalaman nyata.
Telah meluluskan 5 angkatan dan akan menjadi 6 angkatan pada akhir tahun pelajaran
2011/2012 ini, tentunya telah 6 kali lembaga pendidikan ini melaksanakan
program kegiatan PPL Mandiri di daerah pedalaman Papua. Penyelenggaraan program
kegiatan ini melibatkan lembaga pendidikan sendiri dengan peserta didiknya,
dinas pendidikan tempat PPL Mandiri dilaksanakan, Guru-guru di SD tempat praktek,
warga belajar (siswa-siswa SD) di tempat praktek dan masyarakat setempat. Penyelenggaraan program
kegiatan PPL Mandiri di pedalaman ini dilihat dari pembiayaannya cukup memakan
biaya. Biaya transportasi dari kampus sampai dengan tempat tujuan, biaya hidup
selama di tempat praktek cukup mahal. Masing-masing mahasiswa yang melaksanakan
praktek pengalaman lapangan mendapatkan subsidi dari pihak lembaga Kolese
Pendidikan Guru Khas Papua (UPP D-II PGSD Universitas Cenderawasih) Merauke. Tentunya
suntikan dana yang diberikan dari pihak lembaga pendidikan tidaklah cukup untuk
memenuhi masing-masing kebutuhan mahasiswa di lapangan. Adapaun subsidi yang
diberikan adalah berupa sarana penunjang untuk kelancaran PBM (Proses Belajar
Mengajar) seperti: alat tulis, bahan untuk pembuatan media pembelajaran
sederhana.
Yang menjadi permasalahan adalah apakah dengan biaya yang
cukup banyak dikeluarkan oleh mahasiswa sendiri dengan pihak lembaga
penyelenggara program sudah dapat mencapai tujuan yang diharapkan dari pihak penyelenggara
program, dan njuga apakah bermanfaat bagi warga belajar tempat praktek, satuan
pendidikan tempat praktek, dinas pendidikan tempat praktek, mahasiswa praktek,
dan tentunya lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program PPL Mandiri ini.
b)
Tujuan
Berdasarkan
latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka rumusan
masalah penelitian ini adalah:
1)
Context
Bagaimana kebutuhan
dan partisipasi masyarakat terhadap program
praktek pengalaman lapangan (PPL) Mandiri di pedalaman yang diselenggarakan
UPP D-II PGSD Universitas Cederawasih Merauke?
2)
Input
Bagaimana
karakteristik warga bbelajar, mahasiswa pelaksana PPL Mandiri, pembimbing,
penyelengara, ketersediaan sarana dan prasarana, pengadaan dan pemanfaatan dana belajar pada program PPL
Mandiri yang diselnggarakan UPP D-II PGSD Unversitas Cenderawasih Merauke di
daerah pedalaman?
3)
Process
Bagaimana aktivitas
warga belajar dan mahasiswa PPL Mandiri dalam proses pembelajaran pada program
PPL Mandiri yang diselnggarakan UPP D-II PGSD Universitas Cenderawasih Merauke
di daerah pedalaman?
4)
Product
Bagaiman prestasi akademik dan manfaat yang diperoleh
warga belajar pada program PPL Mandiri yang diselnggarakan UPP D-II PGSD Uncen
Merauke di daerah pedalaman?
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian
ini untuk memperoleh gambaran dan sekaligus mengevaluasi program PPL Mandiri
yang diselenggarakan UPP D-II PGSD Unversitas Cenderawasih Merauke di daerah
pedalaman. Secara rinci dari masing-masing aspek adalah:
1)
Context
Untuk mengetahui
kebutuhan partisipasi masyarakat terhadap program PPL Mandiri yang diselnggarakan UPP D-II PGSD
Uncen Merauke di daerah pedalaman.
2)
Input
Untuk mengetahui
karakteristik warga belajar, mahasiswa peserta PPL Mandiri, penyelenggara,
ketersediaan sarana prasarana, pengadaan dan pemanfaatan dana belajar pada
program PPL Mandiri yang diselnggarakan UPP D-II PGSD Universitas cen Merauke di
daerah pedalaman.
3)
Process
Untuk mengetahui
prestasi akademik dan manfaat yang diperoleh warga belajar pada program PPL
Mandiri yang diselnggarakan UPP D-II PGSD Uncen Merauke di daerah pedalaman.
4)
Product
Prestasi akademik
yang diperoleh mahasiswa pelaksana program PPL Mandiri dan manfaat yang
diperoleh warga belajar di tempat pelaksanaan
program PPL Mandiri.
3.
Mengapa evaluasi perlu dilakukan:
Evaluasi program
PPL Mandiri di pedalaman ini dilakukan untuk mengetahui Context, Input,
Process, Product dari program tersebut apakah sudah berjalan dengan baik dan
dilakukan peningkatan atau akan dihentikan karena tidak berjalan dengan baik dan
kurang bermanfaat sehingga lebih baik dihentikan program tersebut. Dalam
penelitian ini diharapkan oleh peneliti akan memberikan sumbangan pemikiran kedepannya
dalam merencanakan program PPL Mandiri ini lebih baik terkhusus untuk kemajuan
lembaga pendidikan dan mahsaiswa pelaksana program di lapangan dan dinas
pendidikan terkait.
C.
KAJIAN PUSTAKA
a.
Identifikasi
pokok-pokok kajian pustaka terkait Evaluasi
Program Pendidikan yang dilakukan:
1.
Program Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) Mandiri
Program PPL di Kolese Pendidikan Guru (KPG) Mereauke
merupakan program rutin yang dilaksanakan setiap tahun, dan penyelenggaraannya dua
kali dalam 1 tahun, yaitu pada semester III untuk PPL Terbimbing yang tempat
pelaksanaannya masih di wilayah dalam perkotaan mengingat mahasiswa masih
menenmpuh beberapa teori dalam semester itu; dan pada semester IV untuk PPL
Mandiri yang dilaksanakan di kabupaten di luar Merauke dan pada Sekolah Dasar yang
ada di pedalaman yang tenaga pendidiknya masih sangat kurang atau tenaga pengajar
dan pendidiknya tidak mencukupi dengan rombongan belajar yang diselenggarakan
Satuan Pendidikannya.
Program Praktek Pengalaman lapangan Mandiri merupakan
salah satu mata kuliah penunjang keterampilan mahasiswa dalam mengajar calon peserta didiknya. Dalam
pelatihan ini diharapkan mahsiswa memanfaatkan waktu yang diberikan untuk
mengembangkan keterampilan mereka dalam mengajar yang secara teori telah mereka
peroleh dalam proses perkuliahan selama 3 semester sebelumnya.
2.
Evaluasi Program
1)
Pengertian Evaluasi
Pengertian Evaluasi menurut beberapa ahli, antara lain
dikemukakan oleh Worthen dan Sanders (1973: 19)
Evaluation is the determination
of the owrth of a thing. It includes obtaining information for use in judging the
worth of a program, product procedure or objective, or potential utility of
alternative approaches designed to attain specified objectives.
Berdasarkan definisi tersebut terkandung kriteria untuk
menilai (worth) dan hal yang dinilai. Kriteria adalah keberhasilan pelaksanaan
program dan hal yang dinilai berupa dampak atau hasil yang dicapai atau proses
itu sendir. Dua konsep terkandung dalam pernyataan di ats yaitu efektifitas
yang merupakan ratio antara input dan output dan konsep efisiensi yang
merupakan taraf pendayagunaan input yang menghasilkan output melalui proses.
Menurut Stufflebeam dan Shinkfield (1985: 159) mengemukakan:
Evaluation is the process of
delineating, obtaining and providing decriptive dan judgmental information
about the worth and merit of some object’s goals, design, implementation and
impacts in order to guide decision making, serve neds for accountability and
promote understanding of the involved phenomena.
Evaluasi adalah proses dari perencanaan, perolehan, dan
penyediaan gambaran dan kebenaran informasi tentang penilaian dan jasa dari
beberapa tujuan objek, desain, implementasi dan pengaruh agar dapat memandu
pada pembuatan keputusan, menyediakan kebutuhan-kebutuhan untuk
pertanggungjawaban dan memberikan kepahaman tentang fenomena yang terjadi.
Menurut Kaufman & Thomas (1980: 4) berpendapat bahwa evaluasi adalah suatu
proses yang dilakukan untuk membantu keberadaan seseoarang atau alat tertentu
menjadi lebih baik dari keadaan yang sebelumnya karena adanya sistem perbaikan.
Pendapat ini memuat pengertian bahwa evaluasi akan memberikan data masukan yang
dijadikan dasar perbaikan dari kondisi yang sudah ada.
Berdasarkan beberapa pengertian evaluasi dari beberapa
pakar tersebut dapat dikatakan bahwa evaluasi terkandung adanya kriteria yang
digunakan untuk menentukan nialai (worth) dan adanya yang dinilai. Jadi
kriteria yang digunakan untuk menentukan nilai tersebut adalah kriteria
keberhasilan program dan hal yang dinilai dapat berupa dampak atau hasil yang dicapai
atau prosesnya itu sendiri. Terdapat dua konsepyang terkandung didalamnya,
yaitu efektifitas yang merupakan rasio antara output terhadap input dan konsep
efisiensi yang merupakan taraf pendayagunaan inputs untuk menghasilkan outputs
lewat suatu proses. Oleh karena itu di dalam evaluasi, evaluator dapat
menetapkan tujuan utama kegiatannya, apakah akan menjajaki atau mengukur
efektifitas program ataukah efisiensinya atau mungkin prosesnya.
Kegiatan evaluasi pada prinsipnya bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan suatu program yang telah
direncanakan. Dengan diketahuinya hasil kegiatan yang telah dilaksanakan akan
dapat dijadikan masukan guna penyempurnaan dan peningkatan hasil lebih lanjut.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penelitian evaluasi mempunyai konotasi
kegiatan pengumpulan data atau informasi tentang pencapain tujuan, prose dan
pelaksanaan program yang dilakukan secara sistematik dan metodologik ilmiah
sehingga menghasilkandata yang akurat dan objektif. Hasil penelitian evaluasi
ini dapat digunakan untuk menentukan nilai atau tingkat keberhasilan program
dilihat dari segi efektivitas maupun efisiensinya untuk pertimbangan apakah
meneruskan/ditingkatkan, memperbaiki atau bahkan menghentikan program.
2)
Evaluasi Program
Pada pelaksanaan program, perencana, pengelola dan
pelaksana program perlu mengetahui keberhasilan dari penyelenggaraan program.
Terkait hal tersebut waktu perencanaan sudah dipikirkan apakah program dapt
berjalan dengan baik. Kondisi ini menunjukkan evaluasi penting karena akan
memberikan informasi mengenai keterlaksanaan program. Evaluasi program
berfungsi sebagai pembantu, pengontrol pelaksanaan program agar dapat diketahui
tindak lanjut pelaksanaan program tersebut. Selain fungsi penting evaluasi
program seperti tersebut di atas, alasan lain yang dapat dipergunakan sebagai dasar
melaksanakan evaluasi program.
Menurut Weis (Sudarsono, 1994: 3-4) pengertian evaluasi
sebagai “the purpose og evaluation
research is to measure the effects of a program againts the goals it set out to
accomplish a means of contributing to subsequent decision making about the
program an improving future programming”. Ada 4 hal yang ditekankan padalam
rumusan tersebut yaitu (1) menunjuk pada penggunaan metode penilaian (to measure the effects), !2) menekankan
pada hasil suatu program atau dampak program (the effects) , (3) menekankan pada penggunaan kriteria untuk
menilai (membandingakan antara hasil dan tujuan yang ditetapkan) apakah program
berjalan dengan baik atau tidak. (4) kontribusi terhadap pengambilan keputusan
dan peningkatan perencanaan program dditeruskan atau dihentikan.i masa
mendatang merujuk pada tujuan soaial (social
purpose of evaluation). Pendapat-pendapt tersebut dapat saja dogolongkan
dalam dua tujuan pokok, yaitu sebagai penyempurnaan program yang biasanya
disebut formatif dan sumatif, tujuan untuk memutuskan apakah program tersebut.
Penelitian konvensional bertujuan untuk mendeskripsikan,
menjelaskan, membuat generalisasi atas hasil pengujian hipotesis. Penelitian
semacam ini tentu tidak dapat menjawab secara memuaskan terhadap pertanyaan
seberapa jauh dampak atau pengaruh sebagaimana diharapkan dari suatu intervensi
program pelayanan yang dilaksanakan dan alasan faktor apa saja yang turut
berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program mencapai
tujuan. Padahal dalam kenyataannya banyak program dilakukan untuk memperbaiki
kondisi atau keadaan yang merupakan masalah yang sedang dihadapi.
Evaluasi dalam pendidikan merupakan kegiatan yang sangat
penting. Penyelenggaraan pendidikan bukan kegiatan yang sederhana. Dampak
pendidikan akan meliputi banyak orang dan menyangkut banyak aspek. Kegiatan
pendidikan harus dievlauasi agar dapat dikaji kekurangan-kekuranbgan. Sementara
itu, Suharsimi (2004: 30 menyatakan bahwa evaluasi program didefinisikan
sebagai suatu unit tau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau
implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang
berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok
orang.
Evaluasi program biasanya
dilakukan untuk kepentinganpengambilan kebijakan. Terkait evaluasi program
dilakukan secara sistematis, rinci dan menggunakan prosedur yang sudah diuji
secara cermat. Melalui metode-metode tertentu maka diperoleh data yang handal
dan dapt dipercaya. Penentuan kebijakan lebih tepat apabila data yang digunakan
sebagai pertimbangan adalah benar, akurat dan lengkap.
3)
Model evaluasi
Model
evaluasi adalah rancangan yang akan digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap
suatu priogram. Para ahli evaluasi telah berusaha merancang model evaluasi yang
dapat digunakan oleh para evaluator. Kaufman & Thomas (21980: 109-110)
menyebutkan bahwa ada 8 model evaluasi secara umum. Kedelapan model evaluasi
tersebut adalah 1. Scriven’s formative-sumative model/model formatif-sumatif
scriven 2 CIPP model/model CIPP 3 CSE UCLA model/model CSE-UCLA 4 Stake’s
countenance Model/ model penampakan, 5. Tyler’s goal attainment Model/ model
pencapaian tujuan Tyler, 6. Provu’s discrepancy model/ model kesenjangan
provus. 7. Scriven’s goal-free model/ model bebas tujuan Scriven. 8. Stake
model responsif stake. Menurut Kaufman
model-model dalam kegiatan evaluasi tampak bervariasi namun pada prinsipnya
kesemuanya model tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu: berkaitan dengan
pengambilan keputusan. Pemilihan suatu model evaluasi ini bergantung pada
tujuan pernyataan yang dikembangkan peneliti.
Model
evaluasi dalam penelitian ini adalah menggunakan model CIPP yang dikembangkan
Stufflebeam. Diharapkan dengan menggunakan model evaluasi CIPP ini akan
diperoleh informasi sebagai masukan bagi pihak-pihak yang terkait dalam
pengelolaan program praktek lapangan (PPL) mandiri di wilayah pedalam Papua
oleh KPG Merauake (UPP D-II PGSD Universitas Cenderawasih).
b.
Kerangka konseptual
terkait dengan penyelesaian evaluasi program tersebut
Dengan adanya evaluasi program yang dilakukan oleh
peneliti ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat
terhadap perencanaan selanjutnya program
PPL Mandiri ini lebih baik terkhusus untuk kemajuan lembaga pendidikan dan
mahsaiswa pelaksana program di lapangan dan dinas pendidikan terkait. Jadi
dengan hasil evaluasi yang dilakukan peneliti dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan
D.
METODE EVALUASI PROGRAM
a.
Menentukan model
pendekatan Evaluasi Program pendidikan
yang sesuai dengan
tujuan evaluasi yang dilakukan, argument mengapa model pendekatan itu
digunakan bukan pendekatan yang lain:
1)
Model pendekatan
Evaluasi Program Pendidikan yang digunakanyang sesuai dengan tujuan evaluasi
yang dilakukan:
Model-model
dalam kegiatan evaluasi terdapat beberapa variasinya akan tetapi pada pada
prinsipnya dari masing-masing model mempunyai tujuan yang berkaitan dengan
pengambilan suatu keputusan. Pemilihan model tergantung pada tujuan dan
pertanyaan yang dikembangkan dalam penelitian. Model evaluasi yang digunakan dalam
penelitiuan ini adalah CIPP (Context, Input, Process, Product), yang
dikembangkan oleh Stufflebeam. Dengan menggunakan model evaluasi CIPP ini
diharapkan akan diperoleh informasi sebagai masukan bagi pihak-pihak yang
berkaitan dalam pengeloalaan program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Mandiri
di Pedalaman pada UPP D-II PGSD UNIVERSITAS CENDERAWASIH MERAUKE. Menurut
Stufflebeam & Shinkfield (Suharsimi Arikunto, 2007: 47) menyatakan bahwa
ditinjau dari sudut kepentingannya, evaluasi dapat dibedakan menjadi empat
jenis, yaitu:
a.)
Context evaluation :
evaluasi terhadap konteks
b.)
Input evaluation :
evaluasi terhadap masukan
c.)
Process evaluation :
evaluasi terhadap proses
d.)
Product evaluation :
evaluasi terhadap hasil
Evaluasi context
adalah merupakan jenis evaluasi yang sangat mendasar. Evaluasi context
bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki program yang
berkaitan dengan dukungan factor lingkungan, menggambarkan situasi lapangan,
mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan kebutuhan dan lain-lain.
Evaluasi context yang dilakukan pada program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL)
Mandiri di pedalaman pada UPP D-II PGSD UNCEN Merauke ini antara lain
menyangkut kondisi lingkungan social maupun fisik tempat program dilaksanakan.
Evaluasi input
meliputi sumber-sumber dan sarana pendukung yang diperlukan untuk mencapai
tujuan. Evaluasi input yang akan dilaksanakan dalam program Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL) Mandiri di pedalaman pada UPP D-II PGSD UNCEN Merauke, meliputi
karakteristik Mahasiswa yang mengikuti program PPL Mandiri, Pembimbing,
Penyelenggara Program, Program PPL Mandiri dan ketersediaan sarana dan
prasarana serta pendanaan.
Evaluasi process
adalah menyangkut aktifitas mahasiswa yang mengikuti program PPL Mandiri dalam
kegiatan PBM di tempat yang telah ditunjuk. Evaluasi in I berfungsi untuk
mengetahui implementasi rencana persiapan penerjunan mahasiswa PPL Mandiri,
aktifitas mahasiswa selama melaksanakan program PPL Mandiri,
Evaluasi product
berkaitan dengan keberhasilan mahasiswa yang mengikuti program PPL Mandiri dan
mengetahui manfaat yang telah diperoleh mahasiswa selama mengikuti program PPL
Mandiri di pedalaman.
Evaluasi dengan
menerapkan model CIPP ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna
untuk mendeteksi dan memberikan pertimbangan tentang keberlangsungan
pelaksanaan program, yaitu apakah meneruskan/ditingkatkan, memperbaiki atau
bahkan menghentikan program.
b.
Merencanakan bagaimana Evaluasi Program Pendidikan
dilakukan, pembuatan persetujuan, serta pelaksanaan evaluasi beserta
metaanalisisnya
Kegiatan
evaluasi selalu berhubungan dengan criteria evaluasi yang akan ditentukan
sebelumnya. Dasar pertimbangannya adalah untuk memudahkan evaluator dalam
mempertimbangkan nilai terhadap komponen-komponen yang dinilainya, apakah telah
berhasil atau sesuai dengan yang ditentukan atau tidak. Criteria yang dipakai
dalam penelitian ini adalah criteria empiric. Criteria empiric adalah criteria
yang disusun dan dikembangkan berdasarkan kondisi yang ada dan terjadi di lapangan
dengan mengacu pada komponen-komponen yang terlibat dalam penyelenggaraan
program PPL Mandiri di Pedalaman. Komponen-komponen yang terlibat dalam
penyelenggaraan program Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Mandiri di pedalaman
pada UPP D-II PGSD UNCEN antara lain: penyelenggara program, pembimbing
lapangan, pemerintah daerah setempat, warga sekolah dan belajar tempat praktek,
dinas pendidikan daerah. Criteria evaluasi yang digunakan mengacu pada
indicator keberhasilan program yang diterapkan di lembaga UPP D_II PGSD Universitas Cenderawasih (Kolese Pendidikan
Guru Khas “Papua” Merauke) dan dikembangkan atas
dasar kondisi daerah tempat
penyelenggaraan program PPL Mandiri .
Kegiatan
evaluasi selalu berhubungan dengan dengan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dasar pertimbangannya adalah memudahkan evaluator untuk mempertimbangkan nilai
terhadap komponen-komponen program yang dinilainya, apakah telah berhasil
sesuai yang ditentukan sebelumnya.
Untuk
itu peneliti sebelum terjun langsung untuk melakukan pengambilan data dengan
beberapa teknik yang telah direncanakan, terlebih dahulu menghubungi lembaga
tempat akan dilakukan penelitian jika telah mendapat ijin bahwa diperbolehkan
melakukan penelitian mengenai evaluasi salah satu program pendidikannya kemudian
pihak peneliti mengurus surat ijin penelitian yang ditujukan kepada kepala
daerah setempat dan tembusan untuk tempat pelaksanaan penelitian, setelah
memberikan surat ijin kepada pihak yang dikehendaki peneliti melakukan
perkenalan kepada pihak lembaga tempat diadakanya penelitian dan menyampaikan
maksud dan tujuan adanya penelitian yang akan dilakukan. Kemudian setelah
mendapatkan informasi dari pihak lembaga, peneliti melakukan perijinan lagi ke
kabupaten-kabupaten tempat pelaksanaan program PPL Mandiri lembaga tersebut agar
memberikan surat rekomendasi untuk melakukan pengambilan data ke SD-SD tempat
pelaksanaan PPL Mandiri Lembaga yang diteliti (UPP D-II PGSD Universitas
cenderawasih Merauke. Dan rekomendasi untuk kepala kampung tempat pelaksanaan PPL
Mandiri dan juga sebagai tempat tinggal sementara selama mengikuti praktek.
Setelah mendapatkan semua data yang diperoleh baik dari lembaga tempat
penyelenggara program PPL Mandiri maupun dari tempat pelaksanaan program PPL
Mandiri, peneliti melakukan analisis data yang kemudian dilaporkan hasil dari
penelitian tersebut kepada lembaga tempat pelaksanaan penelitian, pihak-pihak
terkait program PPL Mandiri dan kepada lembaga tempat peneliti menyelesaikan
studi belajarnya sebagai syarat untuk mendapatkan gelar master.
c.
Merencanakan bagaimana
desain, sampling dan analisis biaya yang sesuai untuk Evaluasi Program Pendidikan
tersebut beserta alasannya.
1.
Desain



2.
Sampling
Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan random sampling untuk pengambilan data
responden di tempat PPL Mandiri dilaksanakan, demikian juga untuk warga belajar
yang terlibat selama praktek PPL Mandiri ini dilaksanakan. Masing-masing tempat
di tiap kabupaten diambil 10 responden dari tiap SD tempat praktek, mengingat
bukan hanya 1 kabupaten di pedalaman saja yang akan diambil datanya. Untuk data
sekunder mengenai prestasi akademik warga belajar, juga disesuaikan dengan
warga belajar yang diinterview yang akan diambil data prestasi belajarnya.
Untuk prestasi akademik mahasiswa juga akan dirandom dari masing-masing tiap
angkatan akan diambil 50 dokumen prestasi belajar mahasiswa.
3.
Analisis Biaya
Berbicara
mengenai analisis biaya, jika dilihat model penelitian ini dengan menggunakan
CIPP, pastinya biaya yang diperlukan sangat banyak, karena keempat langkah
dalam model ini masing-masing memerlukan biaya yang cukup banyak mulai dari
perencanaannya (pengadaan) sampai pelaksanaan dan pelaporan hasilnya. Akan tetapi biaya mahal yang akan dikerluarkan
tidak seberapa jika dibandingkan dengan hasil dari penelitian ini yang nantinya
akan memberikan kontribusi yang luar biasa untuk berbagai kalangan yang
terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penyelenggaraan program PPL
Mandiri di pedalaman ini. Analisis biaya ini diperlukan untuk sebagai bahan pertimbangan
mengenai kondisi keuangan terhadap program evaluasi yang dilaksanakan, jangan
sampai keluar dari jalur yang sudah direncanakan sehingga menimbulkan banyaknya
biaya tak terduga yang akan terpakai, melainkan sebagai penuntun dan acuan
dalam melangkah agar sampai pada tujuan dengan hasil yang dapat memuaskan
seluruh kalangan tanpa merugikan pihak manapun baik peneliti, lembaga yang
dievaluasi maupun pihak terkait lainnya.
d.
Menentukan bagaimana
cara data dikumpulkan, instrument yang digunakan dan analisis data yang sesuai
untuk keperluan itu.
Peneliti melakukan
pengumpulan data dengan menngunakan teknik observasi, interview dan
dokumentasi. Adapaun dalam observasi peneliti mengumpulkan data lapangan dengan
berperan sebagai observer di tempat-tempat pelaksanaan program PPL Mandiri dan
juga di lembaga penyelenggara program PPL Mandiri tersebyut. Dalam teknik interview peneliti melaksanakan
wawancara tidak terstruktur dan terbuka sambil mencatat/merekam kegiatan
interview tersebut kepada mahsiswa yang telah melaksanakan program PPL Mandiri
dan juga kepada pihak-pihak terkait seperti warga belajar di tempat pelaksanaan
PPL, tenaga pendidik yang terlibat di lapangan dari pihak penyelenggara dan
tempat pelaksanaan program PPL Mandiri serta warga masyarakat sekitar tempat
pelaksanaan program tersebut. Pencatatan disini dimaksudkan apabila ada rekaman
yang rusak, peneliti masih mempunyai informasi cadangan yang dapat digunakan
peneliti untuk mengkover data yang hilang. Dalam tenik dokumentasi peneliti
meminta catatan harian/buku harian dari mahasiswa PPL Mandiri selama
pelaksanaan program PPL Mandiri dari pihak lembaga pendidikan serta hasil
belajar mahasiswa yang telah melaksanakan PPL Mandiri dan prestasi warga
belajar tempat pelaksanaan program PPL mandiri tersebut.
Instrument yang
digunakan adalah panduan atau desain penelitian yang telah disiapkan peneliti
untuk menunjang kelancaran proses pengambilan data. Dalam teknik interview
disediakan istrument seperti: panduan wawancara yang pada awalnya direncanakan
akan digunakan angket, mengingat sasaran interview ada sebagaian besar adalah
warga sekitar tempat pelaksanaan program PPL Mandiri masih banyak yang belum
mengenal baca tulis maka pelaksanaan pengambilan data diputuskan peneliti untuk
melakukan interview tidak terstruktur untuk mendapatkan data yang maksimal dan
valid.
E.
DAFTAR PUSTAKA
Creswell J.W. (2009) Research
Design pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Edisi ketiga
Suharsimi Arikunto & Cepi Safruddin A.J.(2007) Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta :
Bumi Aksara
Suharsimi Arijunto dan Cepi safrudin abdul jabar, (2004).
Evaluasi program pendidikan : pedoman
teoritis praktis bagi praktisi pendidikan. Jakarta.: Bumi Aksara
Sugiyono. (2008) metode
penelitian kuantitatif, kualitatif dan RD. Bandung: Alfabeta.
Wiersma William, (1975) Research Methods in Education: An IntroductionFourth edition, Allyn
and bacon, Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar